Makala Romusha : Kpendudukan Jepang Di Indonesia
ROMUSHA
Disusun
oleh :
Turaichan Ajhuri
DAFTAR
ISI
JUDUL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
METODEOLOGI PENELITIAN
2.1 Metode Yang Digunakan
2.2 Latar Penelitian
2.3 Sumber Data
2.4 Teknik Pengumpulan Data
2.5 Teknik Analisis Data
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Latar Belakang
dibentuknya Romusha
3.2 Dampak Romusha Bagi Bangsa Indonesia
3.3 Kesaksian Seorang
Romusha
3.4 Salah satu peninggalan Romusha
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sejarah
kolonialisme, Jepang merupakan negara pertama di Asia yang memiliki pandangan
dan aksi kolonialisme. Kolonialisme Jepang memang pada akhirnya menjadi
kolonialisme yang sangat pendek. Kolonialime Jepang memang belum sebanding jika
disandingkan dengan kolonialime bangsa bangsa Eropa atas Asia, Afrika, dan
Amerika dalam sejarah abad ke-15 hingga ke-20.
Memang harus
diakui, Jepang sempat mengejutkan Eropa, menjelma menjadi kekuatan
kapital-militeristik yang membuat repot Eropa dan Amerika. Beroperasinya
kolonialisme Jepang disusun oleh Tanaka arsitek perang modern yang juga menjadi
perdana menteri Jepang waktu 1927-1929. Pikiran pikiran Tanaka ditungakannya ke
dalam Memorandum Tanaka. Memorandum ini berisi rencana Jepang untuk memikul
tugas suci untuk memimpin bangsa bangsa Asia Timur. Pandangan ini pada akhirnya
mewujud menjadi doktrin dengan nama Hakko I Chiu; dunia dalam satu keluarga
dibawah pimpinan Jepang.
Terinsipirasi
dari semangat ini, berubahlah Jepang menjadi kekuatan militer yang sangat disegani.
Dalam sejarah perang dunia 2, kemampuan militer Jepang dalam sesaat mampu
menghancurkan sekutu, dan dalam sekepap menguasai Asia Tenggara dan sebagian
pasifik. Dominasi Jepang ini pada akhirnya berakhir dengan tragis, dalam satu
hari pada 9 Agustus 1945 pesawat pembom B 29 milik Amerika Serikat menjatuhkan
bom atom di KotaHiroshima dan Nagasaki. Inilah momentum kekalahan Jepang, serta
berakhir pulalah dominasinya di Asia timur dan sebagian Pasifik.
Masuknya Jepang
ke Indonesia, awalnya disambut gembira oleh para pejuang kemerdekaan waktu itu.
Jepang dianggap sebagai saudara, sesama Asia yang membantu mengusir Kolonial
Belanda . Namun, sesaat setelah Jepang mendarat di Hindia Belanda
(Indonesia-saat ini), ternyata Jepang berbuat yang tak kalah licik dan
bengisnya. Jepang berupaya menghapus pengaruh kultural barat yang telah hinggap
di Hindi Belanda, dan yang kedua Jepang mengeruk sumber sumber kekayaan alam
startegi yang ada di tanah air kita. Pasokan sumber sumber ala mini digunakan
untuk membiayai perang Jepang dengan Sekutu di Asia Timur dan Pasifik.
Luasnya daerh
pendudukan Jepang membuat Jepang memerlukan tenaga kerja yang begitu besar.
Tenaga kerja ini dibutuhkan untuk membangun kubu pertahanan, lapangan udara
darurat, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga tenaga kerja ini
diambilkan dari penduduk Jawa yang cukup padat. Para tenaga kerja ini dipaksa
yang popular di sebut denga Romusa. Jejaring tentara Jepang untuk menjalankan
romusha hingga ke desa desa. Dalam catatan buku ini, setidaknya ada 300.000
tenaga romusha yang dikirim ke berbagai negara di Asia Tenggara, 70.000 orang
diantaranya dalam kondisi menyedihkan da berakhir dengan kematian.
Para romusa
juga melibatkan kaum perempuan. Mereka dibujuk rayu di iming iming mendapatkan
pekerjaan, namun mereka di bawa ke kamp kamp tertutup untuk dijadikan wanita
penghibur (Jugun Ianfu).
Romusa juga
melibatkan tokoth tokoh pergerakan waktu itu. Mereka dipaksa oleh Jepang untuk
menjadi tenaga tenaga paksa tersebut. Diantara para romusa yang berasal dari
tokoh pergerakan adalah Soekarno dan Otto Iskandardinata. Mereka berdua
dipaksan tentara pendudukan Jepang untuk membuat lapangan udara darurat.
Jepang
melakukan rekruitmen calon calon romusa, pola tingkatan, serta alokasi tenaga
kerja paksa ini. Basis paparannya melihat praktik romusa dan proyek proyeknya
di Gunung Madur dan sekitar Banten. Namun pada saat yang sama, Jepang berhasil
memanipulasi keberadaan romusa ini ke dunia internasional. Untuk menyamarkan
keberadaan romusa, Jepang memperhasul istilah romusa dengan “pekerja ekonomi”
atau pahlawan pekerja.
Pada
pertengahan tahun 1943, para romusa semakin di eksploitasi oleh Jepang. Karena
kekalahan Jepang pada Perang Pasifik, Romusa romusa ini digunakan sebagai
tenaga swasembada untuk mendukung perang secara langsung. Karena disetiap
angkatan perang Jepang membutuhkan tenaga tenaga kerja paksa ini untuk
mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada situasi seperti ini, permintaan
terhadap romusa semakin tak terkendali.
Jika kita
melihat angka tahunnya, proyek romusa di Indonesia berjalan dalam tempo dua
tahun. Bukanlah waktu yang pendek untuk menghasilkan penderitaan dan kematian
sebagaimana yang terungkap dalam data diatas. Barulah pada tahun 1945, Hindia
Belanda merdeka menjadi Indonesia, serta mengakhiri proyek dan impian
kolonialisasi Jepang.
1.2 Rumusan
Masalah
Guna untuk menyamakan persepsi antara penulis dengan pembaca
dengan demikian akan membuat karya tulis ini lebih bermanfaat
oleh sebab itu penulis akan menghususkan karya tulis ini kedalam beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
- Apa yang dimaksud dengan Romusha?
- Kapan dilaksanakannya Romusha?
- Apa yang menjadilatar belakang dibentuknya Romusha?
- Apa saja dampak Romusha bagi Bangsa Indonesia?
1.3
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah sebagai berikut
- Sebagai tugas sekolah
- Untuk Mengetahui Latar belakang dibentuknya Romusha
- Untuk mengetahui apakah dampak dari Romusha bagi Bangsa Indonesia
- Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Romusha
- Untuk menambah wawasan tentang Sejarah yang ada di Indonesia
1.4
Manfaat
Penelitian
Dengan
selesainya penulisan karya tulis ini penulis mempunyai sedikit harapan pada
masa yang akan datang semoga karya tulis yang penulis susun ini mudah – mudahan
bermanfaat sebagai berikut :
- Menambah ilmu pengetahuan penulis khususnya dalam sistem pembuatan karya tulis
- Dapat menjadi masukan bagi penulis sendiri dan para pembaca
- Dapat dijadikan teferensi bagi adik – adik pada SMAN 1 Sumenep dan para peneliti lainnya pada masa yang akan datang.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Metode yang digunakan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, merupakan sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
fenomena-fenomena yang ada, dan yang sedang berlangsung saat ini maupun yang
lampau.
2.2 Latar Penelitian
Penelitian
ini penulis lakukan melalui deskripsi media internet yang ada.
2.3 Sumber Data
Dengan mengumpulkan dari berbagai situs web yang ada di
internet kita dapat mengumpulkan banyak bebagai informasi mengenai materi yang
dicari.
2.4 Teknik
Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Study Kepustakaan
Dalam teknik ini menjadikan buku – buku dan majalah yang
berhubungan dengan penelitian sebagai referensi dan melakukan browsing di
internet, sehingga ada korelasi antara judul karya tulis dengan teori serta
pelaksanaan penelitian itu sendiri.
2.5. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yaitu metode analisa data dengan memaparkan hasil penelitian yang
diperoleh.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1 Latar Belakang
Dibentuknya Romusha
Tujuan Jepang melakukan tanam paksa
atau Romusha yaitu, untuk persiapan perang Asia Timur Raya serta memenuhi
kebutuhan tentara jepang, untuk lebih jelasnya lagi akan di bahas sebagai
berikut: Pada mulanya tugas-tugas yang dilakukan itu bersifat sukarela dan
pengerahan tenaga tersebut tidak begitu sukar dilakukan karena orang masih
terpengaruh oleh propaganda “untuk kemakmuran bersama Asia Timur Raya”.
Hampir semua pemuda desa dijadikan romusha untuk diperjakan membuat
lapangan terbang, tempat pertahanan, jalan, gedung, dll. Bukan hanya di
Indonesia saja tetapi mereka banyak yang dikirim ke Birma, Thailand dan
Malaysia untuk keperluan yang sama yaitu membuat tempat pertahanan dan
memperlancar trasportas Pemerintah jepang terus melancarkan kampanye pengerahan
romusha yang diberi sebutan “ perajurit ekonomi “ atau “ pahlawan
kerja “ yang digambarkannya sebagai orang yang sedang menjalani tugas suci
guna memenangkan perang Asia Timur Raya. Pada waktu itu pemerintah berhasil
mengerahkan romusha keluar jawa sebanyak 300.000 orang, sedangkan sekitar
70.000 orang dalam keadaan yang menyedihkan.
Masuknya Jepang ke Indonesia, awalnya disambut
gembira oleh para pejuang kemerdekaan waktu itu. Jepang dianggap sebagai
saudara, sesama Asia yang membantu mengusir Kolonial Belanda . Namun, sesaat
setelah Jepang mendarat di Hindia Belanda (Indonesia-saat ini), ternyata Jepang
berbuat yang tak kalah licik dan bengisnya. Jepang berupaya menghapus pengaruh
kultural barat yang telah hinggap di Hindi Belanda, dan yang kedua Jepang
mengeruk sumber sumber kekayaan alam startegi yang ada di tanah air kita.
Pasokan sumber sumber ala mini digunakan untuk membiayai perang Jepang dengan
Sekutu di Asia Timur dan Pasifik.
Luasnya daerh pendudukan Jepang membuat Jepang
memerlukan tenaga kerja yang begitu besar. Tenaga kerja ini dibutuhkan untuk
membangun kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan
raya dan jembatan. Tenaga tenaga kerja ini diambilkan dari penduduk Jawa yang
cukup padat. Para tenaga kerja ini dipaksa yang popular di sebut denga Romusa.
Jejaring tentara Jepang untuk menjalankan romusha hingga ke desa desa. Dalam
catatan buku ini, setidaknya ada 300.000 tenaga romusha yang dikirim ke
berbagai negara di Asia Tenggara, 70.000 orang diantaranya dalam kondisi
menyedihkan da berakhir dengan kematian.
Para romusa juga melibatkan kaum perempuan.
Mereka dibujuk rayu di iming iming mendapatkan pekerjaan, namun mereka di bawa
ke kamp kamp tertutup untuk dijadikan wanita penghibur (Jugun Ianfu).
Romusa juga melibatkan tokoth tokoh pergerakan
waktu itu. Mereka dipaksa oleh Jepang untuk menjadi tenaga tenaga paksa
tersebut. Diantara para romusa yang berasal dari tokoh pergerakan adalah
Soekarno dan Otto Iskandardinata. Mereka berdua dipaksan tentara pendudukan
Jepang untuk membuat lapangan udara darurat.
Jepang melakukan rekruitmen calon calon romusa,
pola tingkatan, serta alokasi tenaga kerja paksa ini. Basis paparannya melihat
praktik romusa dan proyek proyeknya di Gunung Madur dan sekitar Banten. Namun
pada saat yang sama, Jepang berhasil memanipulasi keberadaan romusa ini ke
dunia internasional. Untuk menyamarkan keberadaan romusa, Jepang memperhasul istilah
romusa dengan “pekerja ekonomi” atau pahlawan pekerja.
Pada pertengahan tahun 1943, para romusa semakin di eksploitasi oleh Jepang. Karena kekalahan Jepang pada Perang Pasifik, Romusa romusa ini digunakan sebagai tenaga swasembada untuk mendukung perang secara langsung. Karena disetiap angkatan perang Jepang membutuhkan tenaga tenaga kerja paksa ini untuk mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada situasi seperti ini, permintaan terhadap romusa semakin tak terkendali.
Pada pertengahan tahun 1943, para romusa semakin di eksploitasi oleh Jepang. Karena kekalahan Jepang pada Perang Pasifik, Romusa romusa ini digunakan sebagai tenaga swasembada untuk mendukung perang secara langsung. Karena disetiap angkatan perang Jepang membutuhkan tenaga tenaga kerja paksa ini untuk mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada situasi seperti ini, permintaan terhadap romusa semakin tak terkendali.
Jika kita melihat angka tahunnya, proyek romusa
di Indonesia berjalan dalam tempo dua tahun. Bukanlah waktu yang pendek untuk
menghasilkan penderitaan dan kematian sebagaimana yang terungkap dalam data
diatas. Barulah pada tahun 1945, Hindia Belanda merdeka menjadi Indonesia,
serta mengakhiri proyek dan impian kolonialisasi Jepang.
Romusha yang diperkejakan di proyek-proyek, antara lain
pembuatan jalan, jembatan, barak-barak militer, berlangsung selama satu sampai
tiga bulan. Lebih dari tiga bulan merupakan masa kerja romusha yang diperkejakan
di proyek-proyek diluar keresidenan mereka. Tidak hanya keluar Jawa, bahkan
eomusha dikirim ke luar Indonesia, seperti Birma, Muang,Tgai Vietnam dan
Malaysia.
3.2 Dampak Romusha Bagi
Bangsa Indonesia
Romusha memberikan akibat yang mendalam
bagi bangsa indonesia meskipun Jepang menjajah Indonesia hanya seumur jagung
apa yang dikatakan oleh ramalan Joyoboyo, atau lebih tepatnya 3 ½ tahun jepang
menjajah indonesia yaitu pada tahun 1942-1945 tetapi dalam waktu yang sesingkat
itu memumbuhkan dampak yang sangat mendalam bagi bangsa indonesia karena pada
waktu itu sangat menderita dengan adanya romusha rakyat indonesia hidup
bagaikan tulang tanpa daging pakaian compang-camping kelaparan dimana-mana atau
rakyat indonesia dibawah titik nadir masyarakat yang terbelakang, miskin,
teringgal untuk lebih khusus lagi akan dipaparkan dampak dari Romusha sebagai
berikut:
1. Bidang Ekonomi: Keadaan ekonomi di Indonesia mengalami
kemerosotan. Penyebabnya antara lain adalah sebagai berikut:
a. Para penyuluh
pertanian bukan tenaga-tenaga ahli pertanian.
b. Hewan-hewan
yang berguna bagi pertanian banyak yang dipotong.
c. Kurangnya
tenaga kerja petani karena banyak yang dijadikan romusha.
d. Banyaknya
penebangan hutan liar.
e. Kewajiban
menyerahkan hasil bumi.
2. Bidang Sosial dan Budaya: kepala–kepala desa dan camat
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan itu sering menunjukkan untuk menjadi
romusha dipilih orang–orang yang tidak mereka sukai atau dipilih orang yang
ditakuti oleh masyarakat desa setempat. Berjuta- juta rakyat menderita
kelaparan dan serba kekurangan. Dijalankannya program kerja tanam paksa
romusha lebih menambah hancurnya perasaan ketentraman masyarakat jawa. Pengaruh
buruk dari sistem romusha itu masih ditambah lagi oleh pelaksanaan setempat
yang memungkinkan dapat dibelinya pengecualian atau kewajiban menjadi romusha.
Tentu saja hal itu dapat dilakukan oleh golongan masyarakat kaya.
3. Dampak bagi pekerja
Para
tenaga kerja yang disebut romusha kebanyakan meninggal karena kekurangan makan,
kelelahan, malaria dan terjangkit penyakit. Selain itu juga karena kerasnya
pengawasan dan siksaan Jepang yang kejam dan tidak berperi kemanusiaan.
Dibarak-barak romusha tidak tersedia perawatan dan tenaga kesehatan.
Seakan-akan telah menjadi rumus bahwa siapa yang tidak lagi kuat bekerja maka
akan mati. Sebagai mana alam pemikiran jepang, bahwa bukan manusianya yang
diperhitungkan melainkan tujuannya yaitu “menang perang”.
3.3 Kesaksian Seorang
Romusha
Berikut adalah salah satu kisah dari
seorang Romusha di Jawa yang menuturkan bagaiman penderitaan yang dialami
Romusha pada masa itu.Tahun 1943 seorang pemuda yang bernama Karja Wiredja
meninggalkan desanya di Matukara, Banjarnegara, Jawa tengah untuk menjadi
Romusha di Thailand. Dibenaknya mungkin tidak terpikir bahwa dia baru bisa akan
kembali ke kampong halamanya setelah 52 tahun kemudian. Pada waktu itu
Menurut Karja Lurah desa setempat telah mengijinkan para penduduk untuk ikut
Nippon.
Maka berangkatlah Karja untuk menjadi mandor pembangunan rel kereta api
sepanjang 415 kilometer antara Thailand dan Burma dengan bayaran dua sen
sehari. Selama sebulan kerja Karja mendapatkan gaji enam rupiah. Ratusan ribu
tenaga kerja romusha dikerahkan dari pulau Jawa ke luar Jawa, bahkan ke luar
wilayah Indonesia. Mereka diperlakukan tidak manusiawi sehingga banyak yang
menolak jadi romusha. Jepang pun menggunakan cara paksa: setiap kepala daerah
harus menginventarisasikan jumlah penduduk usia kerja, setelah mereka dipaksa
jadi romusha. Ribuan romusha dikerahkan ke medan pertempuran Jepang di Irian,
Sulawesi, Maluku, Malaysia, Thailand, Burma dan beberapa negara lainnya. Banyak
kisah-kisah sedih yang mereka alami di hutan.
Karja
Wiredja (75) salah satu mantan Romusha asal desa Madukara Kabupaten
Banjaranegara yang pada waktu mudanya dikirim ke Thailand untuk menjadi
Romusha.
3.4 Salah satu peniggalan Romusha
Jejak Benteng
Jepang di Pangandaran
Goa/Lobang Jepang di Bukittinggi – Sumatra
Barat
Tempat
Penyiksaan
Penjara yang berubah menjadi ruang pembunuhan massa
Penjara yang berubah menjadi ruang pembunuhan massa
Goa/Lobang Jepang di Bukittinggi – Sumatra
Barat Panjang lobang yang terdapat dilokasi Panorama ini lebih kurang 1400
meter, sedangkan panjang keseluruhan yang berada di bawah Kota Bukittinggi
diperkirakan lebih kurang sekitar 5000 meter, dengan demikian yang
terawat/terpelihara baru 30% dari lobang yang ada. Kegunaan utama dari Lobang
Jepang ini adalah sebagai basis pertahanan militer penjajah Jepang dari
serangan Sekutu maka pembangunannya sangat dirahasiakan, dan tidak seorangpun
yang mengetahui secara pasti kapan lobang jepang ini mulai dibangun. Hanya
dapat diperkirakan beberapa bulan sesudah Maret 1942, saat Jepang merebut Kota
Bukittinggi dari tangan Pemerintah Belanda.
Panjang lobang yang terdapat dilokasi Panorama
ini lebih kurang 1400 meter, sedangkan panjang keseluruhan yang berada di bawah
Kota Bukittinggi diperkirakan lebih kurang sekitar 5000 meter, dengan demikian
yang terawat/terpelihara baru 30% dari lobang yang ada.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Romusha (rōmusha:
"buruh", "pekerja") adalah panggilan bagi orang-orang
Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di
Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani
dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha.
Mereka dikirim untuk bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia
Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti
- perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta. Salah satu bentuk
represi yang dilakukan oleh pemerintah jepang yaitu pengurasan tenaga kerja
dengan menciptakan romusha sebagai tenaga kerja paksa.
Tujuan Jepang melakukan tanam paksa
atau Romusha yaitu, untuk persiapan perang Asia Timur Raya serta memenuhi
kebutuhan tentara jepang, untuk lebih jelasnya lagi akan di bahas sebagai
berikut: Pada mulanya tugas-tugas yang dilakukan itu bersifat sukarela dan
pengerahan tenaga tersebut tidak begitu sukar dilakukan karena orang masih
terpengaruh oleh propaganda “untuk kemakmuran bersama Asia Timur Raya”.
Hampir semua pemuda desa dijadikan romusha untuk diperjakan membuat
lapangan terbang, tempat pertahanan, jalan, gedung, dll. Bukan hanya di
Indonesia saja tetapi mereka banyak yang dikirim ke Birma, Thailand dan
Malaysia untuk keperluan yang sama yaitu membuat tempat pertahanan dan
memperlancar trasportas Pemerintah jepang terus melancarkan kampanye pengerahan
romusha yang diberi sebutan “ perajurit ekonomi “ atau “ pahlawan kerja
“ yang digambarkannya sebagai orang yang sedang menjalani tugas suci guna
memenangkan perang Asia Timur Raya. Pada waktu itu pemerintah berhasil
mengerahkan romusha keluar jawa sebanyak 300.000 orang, sedangkan sekitar
70.000 orang dalam keadaan yang menyedihkan.
4.2 Saran
Betapa sedihnya
kita melihat orang Indonesia pada jaman penjajahan harus kerja paksa seperti
itu ada yang sampai kurus kering , ada yang sudah tua masih aja di paksa untuk
bekerja, bahkan ibu yang sedang hamil pun juga dipaksa untuk berkerja.
Bersyukurlah
kita yang hidup sekarang ini , sudah bebas dari masa-masa penjajahan.
Dan jangan lupa hormati jasa-jasa para pahlawan kita yang sudah membebaskan kita dari masa penjajahan dan berjuang untuk kemerdekaan negara kita.
Dan jangan lupa hormati jasa-jasa para pahlawan kita yang sudah membebaskan kita dari masa penjajahan dan berjuang untuk kemerdekaan negara kita.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pustaka, 2001. Kamus Besar
Bahasa indonesia.jakarta: Balai Pustaka.
Ensiklopedi
Nasional Indonesia Jilid 13.
1994. Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka
Beasley.
2003. Pengalaman Jepang. Jakarta : yayasan obor Indonesia
Moedjanto,
G. 1993. Sejarah Indonesia Abad Ke-20 1 Dari Kebangkitan Nasional Sampai
Linggajati. Yogyakarta : Kanisius.
Nasution, A.H. 1977. Sekitar perang kemerdekaan
Indonesia jilid 1. Bandung : angkasa.
Poesponegoro,
Marwati Djoened. 1993. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai
Pustaka.
Post,
Peter and Elly Touwen-Bouwsma. 1997. Japan, Indonesia and the War.
Leiden: KITLV Press.
Ricklefs, 2005.Sejarah Indonesia
Modern 1200-2004. Jakarta : Ikrar Mandiri Abadi.
Seminar Sejarah Nasional V. 1990. Subtema Sejarah
Perjuangan. Jakarta : Depdikbud
Sewaka. 1955 . Coret-Coret Dari
Zaman ke Zaman. Bandung
Suhartono.
1994. Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo Sampai Proklamasi
1908 – 1945 ,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sumarmo,
AJ. 1990. Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Semarang : IKIP Semarang Press.
Soewarso,
Ibnu. 1986. Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia , Surakarta :
Widya
Duta
Surakarta
Suhartono.
2001. Sejarah Pergerakan Nasional. Pustaka pelajar: Yogyakarta
Tim
Penyusun Master. 2003. Sejarah: Kelas 2 SMU. Klaten: PT. Macanan Jaya
Cemerlang.
Wheeleer,
keith.1986. Perang Di Kedalaman Pasifik. Jakarta : Tira Pustaka
Wirjosuparto, Sutjipto. 1961 . Sejarah
Indonesia Jilid II Abad XVII Sampai Sekarang. Jakarta : Indira
Yamin,
Muhammad. 1956. Atlas Sejarah.Jakarta : Djembatan
Ngeny
BalasHapusThe new 777 casino: welcome bonus, no deposit bonus, mobile
BalasHapusWhat is a 울산광역 출장안마 new 시흥 출장안마 777 casino? The 수원 출장안마 new 777 casino is the 당진 출장샵 newest in the gaming industry. The site has a huge 사천 출장안마 collection of online games, so the slots